Kamis, 23 Juni 2011

PENGERTIAN MATI SAHID/HUSNUL KHOTIMAH

Tanda-tanda husnul khatimah banyak yang telah disimpulkan oleh para ulama dengan penelitian terhadap nash-nash yang terkait. Disini kami uraikan sebagian tanda-tanda tersebut, apakah mati Syahid hanya bagi yang gugur di medan tempur saja? Tentunya tidak. Ada tiga macam Mati Syahid, yaitu:  

1.Mati Syahid dunia akhirat, (tentara yang gugur di medan tempur dalam membela Agama Allah). 

2.Mati Syahid Akhirat, (Mati akibat, melahirkan, tenggelam, sakit perut, tertimpa batu atau sejenisnya, kecelakaan dll).  

3.Mati Syahi Dunia, (perajurit gugur di medan tempur dengan niat membela Agama Allah dan mengharap rampasan perang). Alhasil, semuanya mendapat derajat/ pahala mati Syahid, hanya saja, paling utama adalah mati Syahid Dunia Akhirat dan jasadnya haram dimandikan dan di shalatkan, adapaun jenis yang lain, sekalipun mendapat derajat/ pahala mati Syahid tetap wajib dimandikan, dishalatkan dan kafani. mari kita simak beberapa Hadist Nabi Muhammad SAW tentang wafat Husnul khatimah dan mati Syahid beserta tanda-tandanya, diantaranya:

1.Wafat dalam keadaan mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah. Hadits riwayat Al-Hakim dll, bahwasannya Rasululah SAW bersabda, Maksud Hadist: 

“Barangsiapa yang akhir ucapannya Laa ilaaha illallah, maka ia masuk surga”.

2.Meninggal dengan kening berkeringat. Hadits riwayat Buraidah bin Hashib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Maksud Hadist:
 
“Kematian seorang mukmin dengan keringat di kening”.

3.Wafat pada malam Jum’at atau siangnya. Rasulullah SAW bersabda, Maksud Hadist: 

“Tidaklah seorang muslim wafat pada hari Jum’at atau malam Jum’at,melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah (siksa) kubur”.(Ahmad & Tirmidzi). Disini kita bertanya tanya, bagaimana kalau seorang yang wafat selain hari kamis atau jum’at? Tentunya sama saja, tergantung amalannya selama didunia. Walaupun wafat hari Jum’at/ malam Jum’at, bila perbuatannya buruk hingga menghembuskan nafas yang terakhir, maka tetap akan mendapat siksa Allah. Yakni, wafat hari Jum’at/ malam Jum’at itu bukan jaminan. Banyak sekali orang-orang yang baik prilakunya, namin ia mati dhari-hari selain Jum’at/ malam Jum’at termasuk Nabi Muhammad SAW wafat pada hari minggu malam senin. Maka dari itu, kita diwajibkan berbaik sangka terhadap orang yang sudah mati. Hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya, bahwasanya beliau SAW, bersabda:
4.Mati karena tertimpa reruntuhan. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Nabi SAW beliau SAW bersabda, Maksud Hadist:  

“Orang yang mati syahid ada lima, yaitu: Orang yang mati terkena penyakit tha’un, sakit perut, orang tenggelam, orang yang terkena reruntuhan dan orang yang shahid di jalan Allah.”

5.Tanda mati husnul khatimah, khusus bagi wanita, ialah meninggal saat nifas, ataupun meninggal saat sedang hamil. Telah diriwayatkan sebuah Hadits shahih dari Imam Ahmad, dengan sanad Ubadah bin Ash Shamit ra, bahwa Nabi Muhammad SAW menyebutkan beberapa syuhada’, diantaranya, Maksud Hadist:
“…Dan wanita yang dibunuh anaknya (kerana melahirkan) masuk golongan syahid, dan anak itu akan menariknya dengan tali pusatnya ke Surga (syahid akhirat)”.

6.Meninggal kerana terbakar dan radang selaput dada. Rasulullah SAW pernah menyebutkan macam-macam orang yang mati syahid, termasuk orang yang mati terbakar. Demikian pula orang yang meninggal lantaran menderita radang selaput dada, yaitu bengkak yang meradang, nampak pada selaput yang ada di bagian dalam tulang-tulang rusuk. Adapun haditsnya diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunannya.

7.Diantara Hadist yang menjelaskan jenis kematian syahid yang lain yaitu: hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan Annasaa’i, bahawa Nabi SAW bersabda, Maksud Hadist: 

“Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya, maka ia syahid. Barangsiapa terbunuh karena membela keluarganya, maka ia syahid. Barangsiapa terbunuh karena membela agamanya, maka ia syahid. Dan barangsiapa yang terbunuh karena membela darahnya, maka ia syahid”.

8.Meninggal kerana sedang bertugas (menjaga wilayah perbatasan) di jalan Allah Ta’ala. Berdasarkan hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, Maksud Hadist: 

“Berjaga-jaga sehari-semalam (di daerah perbatasan) lebih baik daripada puasa beserta shalat malamnya selama satu bulan. Seandainya ia meninggal, maka pahala amalnya yang telah ia perbuat akan terus mengalir, dan akan diberikan rezeki baginya, dan ia terjaga dari fitnah”.

9.Wafat dalam keadaan melakukan amal sholeh. Nabi SAW, bersabda, Maksud Hadist: 

“Barangsiapa mengucapkan Laa ilaha illallah karena Allah kemudian amalnya ditutup dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa berpuasa karena Allah kemudian amalnya diakhiri denganya, maka ia masuk surga. Barangsiapa bersedekah kemudian itu menjadi amalan terakhirnya, maka ia masuk surga”. (Imam Ahmad dll).

Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, bahwa terlihatnya salah satu di antara tanda-tanda itu pada satu jenazah, bukan berarti dia dipastikan menjadi penduduk Surga. Namun diharapkan (baik sangka), itu sebagai tanda baik baginya. bilamana tanda-tanda itu tidak ada pada satu jenazah, maka janganlah menyangka bahwa seseorang ini tidak baik. Semua ini merupakan masalah ghaib yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala.

SEBAB-SEBAB MATI HUSNUL KHATIMAH
1.Faktor terpenting, yaitu istiqomah melakukan ketaatan dan takut kepada Allah serta segera bertaubat dari perbuatan haram yang melumurinya, hendaknya tidak berkecimpung didalam kemaksiatan (dosa-dosa besar) dengan disengaja, seperti Ghibah, Adu domba, Makan hasil bunga bank (riba’), Berdusta, Sumpah palsu, Saksi palsu, berzina dll. Yang paling Inti hendaknya merealisasikan Tauhid dan Perbuatan yang paling dilarang adalah Syirik (menyekutukan Allah). Maksud Firman Allah:

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (Annisaa’ : 48).

WAFAT SU’UL KHATIMAH (AKHIR HAYAT BURUK)
Su’ul khatimah (akhir hayat yang buruk) adalah mati dalam keadaan berpaling dari Allah, berada di atas murkaNya serta meninggalkan kewajiban dari Allah Ta’ala, dan Tidak diragukan lagi, bagi yang sering meninggalkan shalat dan belum bertaubat, bisa dipastikan akan menghembuskan nafas yang terakhir dalam keadaan su’ul khatimah. demikian ini akhir kehidupan yang menyedihkan, Semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari bahaya mati su’ul khatimah.

Terkadang nampak pada sebagian orang yang sedang sakaratul maut, tanda-tanda yang mengisyaratkan su’ul khatimah, seperti: menolak mengucapkan syahadat, justru mengucapkan kata-kata jelek dan haram, serta menampakkan kecenderungan padanya dan lain sebagainya. Kami perlu menyebutkan begaimana contoh benar kejadian tersebut.

Kisah yang dibawakan oleh Ibnul Qoyyim dalam kitabnya, “Aljawaabul Kaafi”, bahwa ada seseorang saat sakaratul maut, dia diingatkan, 
“Ucapkanlah Laa ilaha illallah”. 

Lalu orang itu menjawab: ”Apa gunanya bagiku, Aku pun tidak pernah mengerjakan shalat kerana Allah, meskipun sekali”. akhirnya ia pun tidak mengucapkannya.

Al-Hafizh Rajab dalam kitab “Jami’ul Ulum wal Hikam”, menukil dari salah satu ulama, Abdul ‘Aziz bin Abu Rowwad, beliau berkata: “Aku menyaksikan seseorang, yang ketika hendak meninggal ditalqin (diajari) Laa ilaha illallah. Akan tetapi, ia mengingkarinya pada akhir ucapannya.”
Kemudian Syaikh Abdul Aziz bertanya kepadanya tentang orang ini. Ternyata ia seorang peminum arak. Selanjutnya Syaikh Abdul Aziz berkata: “Takutlah kalian terhadap perbuatan dosa, kerana perbuatan dosa itu yang telah menjerumuskannya”.

Berikut ini kami bawakan keterangan Ibnul Qayyim. Komentar ini dibawakan setelah menyebutkan kisah-kisah di atas. Beliau berkata: “Subhanallah, betapa banyak orang yang menyaksikan ini mendapatkan pelajaran, Apabila seorang hamba, pada saat sadar, kuat, serta memiliki kemampuan, dia bisa dikuasai syaitan, ditunggangi perbuatan maksiat yang diinginkannya, mampu membuat hatinya lalai dari mengingat Allah Ta’ala, menahan lisannya dari dzikir, dan (begitu pula) anggota badannya dari mentaati-Nya, lalu bagaimana kiranya ketika kekuatannya melemah, hati dan jiwanya kacau karena goncangan sakitnya nazak tercabutnya nyawa (sakaratul maut) yang sedang dia alami? Sementera saat itu, syaitan mengerahkan seluruh kekuatan dan konsentrasinya, dan menghimpun semua kemampuannya untuk mencuri kesempatan (mengharap mati su’ul khatimah). Sesungguhnya ini adalah klimaks. Saat itu, hadir syaitan yang terkuat, sementara si hamba dalam kondisi paling lemah. Siapakah yang sanggup menyelamatkan?

Pada kondisi seperti ini, telah disinggung dalam Alquran, maksud Firman:  

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang dhalim dan bererbuat apa yang Dia kehendaki”. (Ibrahim : 27).

Maka, orang yang dilalaikan hatinya dari mengingat Allah Ta’ala, (selalu) mengikuti nafsunya dan melampaui batas, bagaimana mungkin diberi petunjuk agar husnul khatimah? Orang yang hatinya jauh dari Allah Ta’ala, lalai dari-Nya, mengagungkan nafsunya, menyerahkan kepada syahwatnya, lisannya kering dari dzikir, serta anggota badannya terhalang dari ketaatan dan sibuk dengan maksiat, maka mustahil mendapat petunjuk agar akhir kehidupannya baik (husnul khatimah).

Semoga Allah melindungi kita dari su’ul khatimah. Kerana itu, selayaknya bagi orang yang berakal agar mewaspadai ketergantungan hatinya terhadap perbuatan-perbuatan yang haram. Ya Allah, jadikanlah amal terbaik kami sebagai penutup amal kami. Jadikanlah umur terbaik kami sebagai akhirnya. Dan jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari kami menjumpai-Mu Ya Allah, berilah taufik kepada kami untuk melaksanakan berbagai kebaikan dan menjauhi semua kemungkaran.

Sabtu, 04 Juni 2011

AIR MATA WANITA

 
 
oleh     :     Sang Habibah BaraQbah



السلام عليكم ورحمة الله و بركاته



Itulah kenapa perasaan seorang wanita sangat peka … Allah menciptakannya dengan 9 perasaan dan 1 akal dia selalu mengutamakan perasaannya ketika ia hadapi sebuah permasalahan.

Tak heran ketika perasaannya sedang galau air matanya pun tertumpah..bukan karena ia cenggeng tapi dengan air mata itulah ia meluapkan segala rasa yang ada didadanya beban kehidupannya dan permasalahan yang dihadapinya

Kenapa Allah menciptakan wanita begitu utama… ia berikan sebuah bahu yang begitu kokoh menahan beban dunia dan isinya dan ia jadikan bahu itu begitu nyaman n menenangkan ketika ia harus menopang kepala bayi yang sedang tertidur.

Allah ciptakan wanita dengan kekuatan tuk bertahan ketika yang lain menyerah dan puts asa pada keadaan karena ia yakin akan sebuah harapan.

Diciptakannya ia begitu sabar hadapi cercaan dari bayi yang dilahirkannya dari rahim

Allah berikan ia kesabaran tuk selalu memberikan perhatian n kasih sayang pada keluargannya walau dirinya letih ia tetap berjuang tanpa kenal lelah n kadang menahan sakit namun ia tak pernah berkeluh kesah.

Cinta yang diberikan bagi putra putrinya tak terbatas ia hanya tulus memberi dan tak pernah mengharap kembali.. walau kadang ia tersakiti dan dicaci maki namun setiap saat n keadaannya ia begitu bearti tak pernah sakit hati walau hatinya sering kali dilukai. Diberikannya selalu kehangatan pada buah hati dengan belaian lembutnya ia menidurkannya.

Ia sebagai penyemangat dan kekuatan tuk membimbing suami ketika masa sulit yang dihadapinya bukankah wanita dicipta dari tulang rusuk laki laki. Bukankah tugas sebuah tulang rusuk adalah tuk melindungi jantung dan hati agar ia selalu aman dan tak terkoyak.

Satu kekhususan yang Allah berikan pada wanita… AIR MATA … karena dengan air mata wanita bisa menumpahkan perasaannya kapanpun ia membutuhkannya… bukan sebuah kelemahan disana ketika wanita menangis tapi air mata itu adalah sebuah air mata kehidupan.

'Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia". ((Al-Hadith)

Oleh karena itulah wahai Lelaki jadikan jangan kau siakan wanita.. ingatlah kau juga dilahirkan dari rahim ibumu yang juga seorang wanita… jika kau melukai hati wanita itu sama halnya kau lukai hati ibumu.

Jadi, lelaki dan wanita ada kelebihan dan kekurangan.Itulah sebab kita di jadikan supaya dapat melengkapi antara satu sama lain.Segala amalan yg kita lakukan tetap akan di balas walau sebesar zarah..

Harapan Sang Istri





السلام عليكم ورحمة الله و بركاته


Setiap istri menginginkan agar suami yang dia miliki spt yg dia dambakan........

Ingin agar setiap perjumpaanku dengan suami menjadi sebuah perjumpaan manis,
hiasi selalu dengan senyuman tulus karena senyum suami adalah bahagia istri
do'a suami adalah sebuah keridhoan bagi istri

Bertuturkatalah yang lembut pada istri  ketika suami hendak sampaikan sesuatu
agar istri mudah mencerna apa maksud suami perhatikan istri  pula ketika istri ingin berbagi dengan suami
mendengarkan ucapan atau cerita istri
Karena bagi istri itu adalah sebuah penghargaan.
Inginkan sebuah panggilan kesanyangan tuk jadikan sebuah kemesraan dalam hubungan

Iingin suami  lebih sebagai seorang sahabat yang berikan waktu untuknya
Jangan terlalu sibuk dengan segala urusan, sediakan waktu untuk
bercengkrama bersama dengan Istri walau hanya sekedar tuk
ingatkan tentang kenangan indah bersama

Jadikan bermusyawarah sebagai jalan dalam memecahkan persoalan keluarga.
dengan adanya 2 orang akan lebih mudah ditemukan sebuah jalan keluar

Bantu istri  dalam ketaatan kepada Allah. Biasakanlah Bangunkan istri di sepertiga malam terakhir
dan ajak istri menegakkan shalat Qiyamullail

Suamiku ….
Ajari ku apa yang kau ketahui dari Al Quran dan tafsirnya.

Ajari istri tak lepas dari kalimat “Dzikr” (cara untuk mengingat Allah dengan mencontoh Rasulullah)
di pagi dan petang.

Ingatkan selalu istri untuk membelanjakan uang di jalan yang diridhoiNya...
menebar kebaikan n jihad dijalan Islam

Iingin kan sikap kesabaran n kelembutan dalam menghadapinya
jangan kau tunjukkan kekerasan n kata kata kasar pada istri
Selalu ingatkan istri jika ada perbuatan yang salah pada diri istri
karena aku hanyalah wanita sederhana dengan kekurangan dalam diri

Maafkan istri  jika telah berbuat salah padamu …
turunkan emosimu ketika kau hadapai istri nasehati istri dengan
kelembutanmu karena itu akan lebih mengena baginya

Rasulullah SAW bersabda :

“ Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik (perlakuannya)
terhadap istri-istrinya dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap istri-istriku.”

Rasullullah SAW juga bersabda :

“ Tidak ada yang memuliakan wanita dengan sejati kecuali laki-laki yang pemurah (dermawan)
dan tak seorangpun yang menghina mereka (wanita) kecuali laki-laki yang kasar.”

Semoga Manfa'at

Fiqih Islam

Assallamua’allaikum Wr Wb.

PENGERTIAN FIQIH
Fiqih menurut bahasa berarti paham, seperti dalam firman Allah :
“Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” 


(QS.An Nisa :78)

sabda Rasulullah :
“Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah seseorang, merupakan tanda akan kepahamannya” (Muslim no.1437, Ahmad no.17598, Daarimi no.1511)

Fiqih Secara istilah mengandung dua arti
:
1. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syari’at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur’an dan As sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma’ dan ijtihad.
2. Hukum-hukum syari’at itu sendiri
Jadi perbedaan antara kedua definisi tersebut bahwa yang pertama di gunakan untuk mengetahui hukum-hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada), sedangkan yang kedua adalah untuk hukum-hukum syari’at itu sendiri (Yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun -rukun, kewajiban-kewajiban, atau sunnah-sunnahnya)

.
HUBUNGAN ANTARA FIQIH DAN AQIDAH ISLAM
Diantara keistimewaan fiqih Islam -yang kita katakan sebagai hukum-hukum syari’at yang mengatur perbuatan dan perkataan mukallaf - memiliki keterikatan yang kuat dengan keimanan terhadap Allah dan rukun-rukun aqidah Islam yang lain. Terutama Aqidah yang berkaitan dengan iman dengan hari akhir.
Yang demikian Itu dikarenakan keimanan kepada Allah-lah yang dapat menjadikan seorang muslim berpegang teguh dengan hukum-hukum agama, dan terkendali untuk menerapkannya sebagai bentuk ketaatan dan kerelaan. Sedangkan orang yang tidak beriman kepada Allah tidak merasa terikat dengan shalat maupun puasa dan tidak memperhatikan apakah perbuatannya termasuk yang halal atau haram. Maka berpegang teguh dengan hukum-hukum syari’at tidak lain merupakan bagian dari keimanan terhadap Dzat yang menurunkan dan mensyari’atkannya terhadap para hambaNya

.
Contohnya:
a. Allah memerintahkan bersuci dan menjadikannya sebagai salah satu keharusan dalam keiman kepada Allah sebagaimana firman-Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS.Al maidah:6)
b. Juga seperti shalat dan zakat yang Allah kaitkan dengan keimanan terhadap hari akhir, sebagaimana firman-Nya :
“(yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.” (QS. An naml:3)

Demikian pula taqwa, pergaulan baik, menjauhi kemungkaran dan contoh lainnya, yang tidak memungkinkan untuk disebutkan satu persatu. (lihat fiqhul manhaj hal.9-12)
FIQIH ISLAM MENCAKUP SELURUH KEBUTUHAN MANUSIA
Tidak ragu lagi bahwa kehidupan manusia meliputi segala aspek. Dan kebahagiaan yang ingin dicapai oleh manusia mengharuskannya untuk memperhatikan semua aspek tersebut dengan cara yang terprogram dan teratur. Manakala fiqih Islam adalah ungkapan tentang hukum-hukum yang Allah syari’atkan kepada para hamba-Nya, demi mengayomi seluruh kemaslahatan mereka dan mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah mereka, maka fiqih Islam datang memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh kebutuhan manusia beserta hukum-hukumnya.

Penjelasannya sebagai berikut:
Kalau kita memperhatikan kitab-kitab fiqih yang mengandung hukum-hukum syari’at yang bersumber dari Kitab Allah, Sunnah Rasulnya, serta Ijma (kesepakatan) dan Ijtihad para ulama kaum muslimin, niscaya kita dapati kitab-kitab tersebut terbagi menjadi tujuh bagian, yang kesemuanya membentuk satu undang-undang umum bagi kehidupan manusia baik bersifat pribadi maupun bermasyarakat. Yang perinciannya sebagai berikut:

1. Hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah. Seperti wudhu, shalat, puasa, haji dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan Fiqih Ibadah.
2. Hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah kekeluargaan. Seperti pernikahan, talaq, nasab, persusuan, nafkah, warisan dan yang lainya. Dan ini disebut dengan fikih Al ahwal As sakhsiyah.
3. Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan diantara mereka, seperti jual beli, jaminan, sewa menyewa, pengadilan dan yang lainnya. Dan ini disebut fiqih mu’amalah.
4. Hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban pemimpin (kepala negara). Seperti menegakan keadilan, memberantas kedzaliman dan menerapkan hukum-hukum syari’at, serta yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban rakyat yang dipimpin. Seperti kewajiban taat dalam hal yang bukan ma’siat, dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan fiqih siasah syar’iah.
5. Hukum-hukum yang berkaitan dengan hukuman terhadap pelaku-pelaku kejahatan, serta penjagaan keamanan dan ketertiban. Seperti hukuman terhadap pembunuh, pencuri, pemabuk, dan yang lainnya. Dan ini disebut sebagai fiqih Al ‘ukubat.
6. Hukum-hukum yang mengatur hubungan negeri Islam dengan negeri lainnya. Yang berkaitan dengan pembahasan tentang perang atau damai dan yang lainnya. Dan ini dinamakan dengan fiqih as Siyar.
7. Hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dan prilaku, yang baik maupun yang buruk. Dan ini disebut dengan adab dan akhlak
Demikianlah kita dapati bahwa fiqih Islam dengan hukum-hukumnya meliputi semua kebutuhan manusia dan memperhatikan seluruh aspek kehidupan pribadi dan masyarakat.
SUMBER-SUMBER FIQIH ISLAM
Semua hukum yang terdapat dalam fiqih Islam kembali kepada empat sumber:

AL QUR’AN
Al Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Ia adalah sumber pertama bagi hukum-hukum fiqih Islam. Jika kita menjumpai suatu permasalahan, maka pertamakali kita harus kembali kepada Kitab Allah guna mencari hukumnya. Sebagai contoh :
a. Bila kita ditanya tentang hukum khamer (miras), judi, pengagungan terhadap bebatuan dan mengundi nasib, maka jika kita merujuk kepada Al Qur’an niscaya kita akan mendapatkannya dalam firman Allah swt: (QS. Al maidah : 90)
b. Bila kita ditanya tentang masalah jual beli dan riba, maka kita dapatkan hukum hal tersebut dalam Kitab Allah (QS. Al baqarah : 275). Dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang tidak memungkinkan untuk di perinci satu persatu
.

AS SUNNAH
 

As-Sunnah yaitu semua yang bersumber dari Nabi berupa perkataan, perbuatan atau persetujuan.
Contoh perkataan/sabda Nabi :
“Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran”( Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708)

Contoh perbuatan:
apa yang diriwayatkan oleh Bukhari (Bukhari no.635, juga diriwayatkan oleh Tirmidzi no.3413, dan Ahmad no.23093,23800,34528) bahwa ‘Aisyah pernah ditanya: apa yang biasa dilakukan Rasulullah dirumahnya ? Aisyah menjawab:
“Beliau membantu keluarganya; kemudian bila datang waktu shalat, beliau keluar untuk menunaikannya.”

Contoh persetujuan :
apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (Hadits no.1267) bahwa Nabi pernah melihat seseorang shalat dua rakaat setelah sholat subuh, maka Nabi berkata kepadanya:
“Shalat subuh itu dua rakaat” orang tersebut menjawab, “sesungguhnya saya belum shalat sunat dua rakaat sebelum subuh, maka saya kerjakan sekarang.” Lalu Nabi saw terdiam”
Maka diamnya beliau berarti menyetujui disyari’atkannya shalat sunat qabliah subuh tersebut setelah shalat subuh bagi yang belum menunaikannya.

As-Sunnah adalah sumber kedua setelah al Qur’an. Bila kita tidak mendapatkan hukum dari suatu permasalahn dalam Al Qur’an maka kita merujuk kepada as-Sunnah dan wajib mengamalkannya jika kita mendapatkan hukum tersebut. Dengan syarat, benar-benar bersumber dari Nabi e dengan sanad yang sahih. As Sunnah berfungsi sebagai penjelas al Qur’an dari apa yang bersifat global dan umum. Seperti perintah shalat; maka bagaimana tatacaranya didapati dalam as Sunnah. Oleh karena itu Nabi bersabda:
“shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (Bukhari no.595)
Sebagaimana pula as-Sunnah menetapkan sebagian hukum-hukum yang tidak dijelaskan dalam Al Qur’an. Seperti pengharaman memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.
IJMA’
Ijma’ bermakna: Kesepakatan seluruh ulama mujtahid dari umat Muhammad saw dari suatu generasi atas suatu hukum syar’i, dan jika sudah bersepakat ulama-ulama tersebut-baik pada generasi sahabat atau sesudahnya-akan suatu hukum syari’at maka kesepakatan mereka adalah ijma’, dan beramal dengan apa yang telah menjadi suatu ijma’ hukumnya wajib.
Dan dalil akan hal tersebut sebagaimana yang dikabarkan Nabi saw, bahwa tidaklah umat ini akan berkumpul (bersepakat) dalam kesesatan, dan apa yang telah menjadi kesepakatan adalah hak (benar).
Dari Abu Bashrah ra, bahwa Nabi saw bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan ummatku atau ummat Muhammad berkumpul (besepakat) di atas kesesatan” (Tirmidzi no.2093, Ahmad 6/396)
Contohnya:
Ijma para sahabat ra bahwa kakek mendapatkan bagian 1/6 dari harta warisan bersama anak laki-laki apabila tidak terdapat bapak.

Ijma’ merupakan sumber rujukan ketiga. Jika kita tidak mendapatkan didalam Al Qur’an dan demikian pula sunnah, maka untuk hal yang seperti ini kita melihat, apakah hal tersebut telah disepakatai oleh para ulama muslimin, apabila sudah, maka wajib bagi kita mengambilnya dan beramal dengannya.
QIYAS
Yaitu: Mencocokan perkara yang tidak didapatkan didalamnya hukum syar’i dengan perkara lain yang memiliki nas yang sehukum dengannya, dikarenakan persamaan sebab/alasan antara keduanya.
Pada qiyas inilah kita meruju’ apabila kita tidak mendapatkan nash dalam suatu hukum dari suatu permasalahan, baik di dalam Al Qur’an, sunnah maupun ijma’.
Ia merupakan sumber rujukan keempat setelah Al Qur’an, as Sunnah dan Ijma’.

Rukun Qiyas
Qiyas memiliki empat rukun: 1. Dasar (dalil), 2. Masalah yang akan diqiyaskan, 3. Hukum yang terdapat pada dalil, 4. Kesamaan sebab/alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan.

Contoh:
Allah mengharamkan khamer dengan dalil Al Qur’an, sebab atau alasan pengharamannya adalah karena ia memabukkan, dan menghilangkan kesadaran. Jika kita menemukan minuman memabukkan lain dengan nama yang berbeda selain khamer, maka kita menghukuminya dengan haram, sebagai hasil Qiyas dari khamer. Karena sebab atau alasan pengharaman khamer yaitu “memabukkan” terdapat pada minuman tersebut, sehingga ia menjadi haram sebagaimana pula khamer.

Inilah sumber-sumber yang menjadi rujukan syari’at dalam perkara-perkara fiqih Islam, kami sebutkan semoga mendapat manfaat, adapun lebih lengkapnya dapat dilihat di dalam kitab-kitab usul fiqh Islam ( fiqhul manhaj, ‘ala manhaj imam syafi’i)
Wallahu A’lam .

JENIS TAUBAT......

.


 Oleh : Hock Khambara


Allahumma sholi ala Syyaidina Muhammadinni fatihi lima ughliko wal’khotimi lima sabaqo wanasiril haqo bilhaqqi wal’hadi ila shirotikal mustaqiim wa’sholallahu alaiihi wa’ala alihi washobihi haqqo qodrihi wamiqdarihil aziim.

Taubat terbagi menjadi Dua jenis:

Pertama Taubat orang Awam.....Kedua Taubat Mukmin sejati.


Orang awam berusaha meninggalkan dosa dan masuk kedunia yang penuh amal soleh melalui dzikrullah dan amal ibadah, meninggalkan godaan hawa nafsu, memaksakan diri untuk beramal soleh. Ia harus meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah dan melakukan segala yang di perintahkan-Nya. Ini Taubat orang kebanyakan atau orang awam yang akan menghindarkannya dari azab neraka dan memasukkannya kedalam kenikmatan surga.

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيۡنَ وَيُحِبُّ الۡمُتَطَهِّرِيۡنَ

“....Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS.Al-Baqarah:222)

Mukmin sejati, yakni Hamba Allah yang sebenarnya, berbeda dengan orang awam. Mereka pada tingkat hikmah dan Makrifat tentang Rubbubiyah, suatu peringkat yang yang lebih tinggi kedudukannya daripada keadaan yang paling tinggi dalam peringkat orang kebanyakan atau awam.
Pada hakikatnya, bagi mereka tidak ada lagi anak tangga yang yang harus di panjat. Mereka telah sampai kepada peringkat dekat dengan Allah.
Mereka telah meninggalkan kesenangan duniawi dan telah merasakan nikmat dan manisnya alam Ruhaniyah.
Mereka telah mengalami dan merasakan kedekatan dengan Allah dan nikmat memandang Allah dengan mata hati atau Bashirah dengan penuh keyakinan.
Dalam pandangan kebanyakan orang, hanya dunia yang zahir ini yang tampak, mereka hanya dapat merasakan kenikmatan yang bersifat kebendaan dan keduniaan semata. Padahal banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam wujud fisik keduniaan ini. Karena itu ganjaran dan kenikmatannya pun tidak sempurna.

“Orang-orang sufi berkata : ” Wujud Diri Sendiri itu adalah dosa paling besar, lebih besar dibandingkan dengan semua yang ada.”

Mereka juga berpendapat, bahwa banyak perbuatan baik yang dilakukan orang-orang yang baik, tetapi mereka belum sampai keperingkat dekat dengan Allah. Karena itu nilai dan kualitas amalan mereka lebih rendah daripada kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang yang dekat dengan Allah.
Oleh karena itu Rasulullah Saw mengajarkan kita untuk memohon ampunan dari dosa yang tersembunyi yang kita sangka sebagai amal saleh dengan cara memohon ampunan kepada Allah sebanyak seratus kali sehari.

Allah Swt berfirman :


فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُ ۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتِ‌ۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مُتَقَلَّبَكُمۡ وَمَثۡوَٮٰكُمۡ

“ Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan [Yang Hak] melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi [dosa] orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu." (QS.Muhammad:19)

Allah menjadikan beliau sebagai contoh tentang bagaimana hamba-Nya harus bertaubat dengan cara memohon kepada Allah agar menafikan atau menghilangkan (mengosongkan) ego dalam diri, Syakhshiyyah (personal) sendiri, segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan diri sendiri , bahkan menghapuskan wujud diri sendiri. Inilah tabiat yang Hakiki.
Taubat yang Hakiki dari segi pandangan para sufi maksudnya adalah membuat Ghayrullah (selain Allah) dan kembali kepda Allah, kembali kehadirat-Nya dan memandang wajah-Nya.
Ada di antara kalangan hamba Allah yang badannya berdiri diatas bumi, tetapi hatinya berada di Arsy Allah Swt dan mereka memandang zat Allah. Untuk dapat memandang zat Allah itu, tidak mungkin dilakukan dengan hati yang terpaut di bumi atau terpaut di alam fana ini.
Didunia ini kita hanya dapat memandang sifat-sifat Allah yang memantul kecermin hati yang suci.
Sayyidina Umar pernah berkata, “Hatiku melihat Allah dengan Cahaya Allah”. Hati yang suci adalah cermin yang memantulkan sifat keindahan, kecintaan dan kesempurnaan Allah Swt.
Untuk mencapai tingkatan ini kita perlu membersihkan dan mengilaukan hati. Dan untuk membersihkan hati dan mengilaukannya, kita perlu mencari guru yang matang di bidang ilmu keruhanian dan Tauhid Rubbubiyah yang telah menempa pengalaman berpadu dengan Allah.
Guru yang semacam ini haruslah mereka yang telah sampai dekat dengan Allah dan sejak awal telah di utus Allah kedunia untuk menyempurnakan manusia yang mempunyai bakat menjadi seorang sufi dan kembali kehadirat illahi.
Dalam perjalanannya turun ke bumi untuk menjalankan tugasnya, si Sufi harus mengikuti jejak Rasulullah Saw. Tetapi tugas atau fungsi mereka berbeda dari kenabian.
Para Rasul diutuskan untuk semua manusia, baik yang umum dan khusus (insan kamil, sufi, waliyullah). Guru yang diutus Allah ini datang tidak untuk mengajar semua orang, melainkan hanya untuk orang-orang pilihan.
Para Rasul di beri kebebasan penuh untuk menjalankan tugas mereka, sedangkan guru-guru sufi tidak dapat sepenuhnya menjalankan tugas yang seperti dilakukan para Rasul.
Mereka harus mencontoh amalan yang dilakukan Nabi Besar Muhammad Saw, dengan kata lain Guru Sufi ini dilarang membuat syariat baru, dilarang berbuat seolah-olah dirinya pandai sehingga menyimpang dari garis yang telah di tentukan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Guru Sufi yang berlagak pandai dan menciptakan ajaran sendiri yang berlawanan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta mengaku dirinya sebagai Nabi atau Rasul seperti yang banyak kita lihat sekarang ini, sebenarnya adalah guru yang sesat dan perlu kita hindari.

Waliyullah atau Guru Sufi yang benar adalah mereka yang memberikan pelajaran kepada orang-orang pilihan yang akan menjadi Waliyullah atau sufi, tetapi tetap memenuhi syariat dan ajaran Nabi besar Muhammad Saw, dan tidak menyeleweng dari ajaran Nabi besar Muhammad Saw sedikitpun.
Tugas Guru Sufi adalah membantu para murid untuk membersihkan hati mereka masing-masing, karena hati yang bersih itulah akan menjadi tempat untuk menerima hikmah atau ilham Rubbubiyah.
Guru atau Syyaikh Sufi ini mengikuti jalan dan contoh yang di bawa oleh sahabat-sahabat Nabi yang diberi gelar orang-orang Sufi yang meninggalkan segala keduniaan dan dekat dengan Nabi.
Mereka menerima ajaran dari Nabi karena dekatnya para sahabat dengan Nabi, mereka dapat mencapai suatu tingkat yang membolehkan mereka berbicara tentng rahasia Mi’raj Nabi.
Dari segi keruhaniaan, kedekatan guru yang bertaraf Waliyullah ini dekat dengan Nabi, seperti kedekatan Nabi dengan Allah.
Mereka di Anugerahi Allah suatu Amanah unyuk menyimpan ilmu-ilmu dan rahasia-rahasia Rubbubiyah, mereka itulah penanggung atau pemikul sebagian tugas ke Nabian.
Tidak semua Alim Ulama berada dalam keadaan demikian. Dari segi Tashawuf, orang yang sampai ke tingkat itu berada lebih dekat di samping Nabi daripada Anak-anak dan keluarga Nabi itu sendiri. Dan mereka ibarat anak-anak Nabi dari segi keruhanian. Pertalian keruhanian ini lebih dekat dan lebih akrab daripada pertalian darah daging
Mereka pewaris Nabi yang sebenarnya, karena itu Ulama yang seperti ini adalah pewaris para Nabi.
Ilmu Rahasia tentang Keruhanian dan Rubbubiyah di letakkan dalam diri Nabi Muhammad Saw. rahasia itu tersembunyi dalam dirinya, di balik hijab yang berlapis-lapis.
Nabi tidak membuka rahasia itu, kecuali kepada para sahabatnya yang terdekat. Selain karena faktor penyebaran, rahasia ini juga menjadi kekuatan bagi Islam untuk terus berdiri teguh dan berkuasa hingga hari kiamat.

Wabillahi Taufuk WalHidayah Wal’inaya

Jumat, 03 Juni 2011

enam belas lewat delapan belas

 
Rambut setengah gondrong Sukri berkibar kibar berkelahi dengan angin.Tangannya lentur mengendalikan stang menyusuri jalan yang di kanan kirinya sombong berdiri mahoni tua yang kuyu dimakan usia.Mahoni tua berbanjar lurus menjaga sisi jalan yang sepi,tugasnya hanya satu,diam dan diam.Di belakang Sukri,Saminah membonceng.Rambutnya tertutup bahan sebagai alat pelindung aurat.Baju lengan panjang (di lingkar leher sampai bawah)berselancar sulaman warna merah jambu menggoda mata.Kakinya yang indah tertutup kain yang menyerasikan diri pada baju yang dikenakan.Kaus kaki hijau muda ketat menghangatkan jemari kakinya.Berdua dalam satu transportasi roda dua.Mahoni tua yang berbanjar bersuara riuh rendah menyimponi dua insan yang meraja di jalan itu.Kepodang kuning yang kehilangan anaknya,lantaran dicuri oleh manusia,berteriak parau tak peduli dengan melintasnya Sukri dan Saminah.Ulat hijau yang ganas rakus melahap daun mangga sejenak terhenti oleh wangi harum tubuh Saminah.Delapan kelokan sudah dilewati.Tinggal empat belas kelokan di depan yang menghadang menantang dua sejoli ini.Beberapa kendaraan roda empat bablas mendahului Sukri.Sukri hanya mampu meminggirkan sedikit ke sisi jalan.Tak ayal rodanya bertinju dengan batu yang santai berjemur diri.Saminah terpental pental erat memegang pinggang Sukri.Inilah saat terindah dalam berkendaraan gumam Sukri dalam hati.Di kanan jalan dilewatinya penjahit wanita agak gembur asik menggoyangkan kaki memutar mesin jahit.Sesekali kepalanya ditolehkan ke jalan sekedar rutinitas harian.Pandangannya tertuju ke arah Sukri dan Saminah.Bukan karena kecantikan Saminah yang menggoda,tapi kendaraan yang dipakai Sukri.Tinggal dua kelokan yang dihadapi.Jalan menanjak.Sukri dengan tangkas mengendalikan transportasinya.Saminah memandang bukit yang diselimuti daun hijau.Kepulan asap dari pembakaran sampah di ladang membumbung tinggi malas meliuk menembus langit.
" Min "
" Ya mas"
Terus melaju.Saminah penasaran " Ada apa mas?"
" Gak , kirain kamu ketinggal di jalan "
Satu cubitan mendarat di pinggang Sukri.Entah mengapa pinggang itu langganan cubitan.Mungkin sudah ribuan kali dicubit.
Masjid Baiturrahman mulai terlihat.Saminah merapikan penutup rambutnya.Kendaraan terus melaju.
" Jam berapa nanti selesainya Min?"
" Insya Allha jam empat sore..gak bisa jemput ya"
" Insya Allah bisa"
Saminah turun,Sukri tetap duduk.
" Min...."
" Ada apasih mas..kok dari tadi Min Min Min terus.."
" Kan itu namamu"
" Tingal dulu ya mas,jam empat nanti jemput ya.."
" Min..."
Saminah menoleh,senyum manisnya membuncah menerpa wajah Sukri.
" Kalau nanti aku gak njemput marah gak?"
Saminah menghentikan langkah menuju masjid.Menoleh an dmenatap sendu.Matanya bening tanpa polesan warna.Bibirnya merah muda alami.
" Jujur mas....saya tetep mengharap mas menjemput"
Saminah kembali berjalan menuju masjid untuk mengaji.
Pukul empat sore lewat delapan belas menit.Saminah duduk di teras masjid bersama tiga ahwat.Sambil menunggu Sukri menjemput,mereka asik menikmati keteduhan masjid.
Saminah berbunga melihat Sukri datang.Saminah bergegas menghampiri Sukri yang masih berada di disi jalan akan berbelok dengan kendaraannya.Wajah dan hati Saminah berbunga.Sang pujaan telah datang.Ketika Sukri berbelok datang kendaraan mini bus menhantam dengan keras.Tubuh Sukri terpental kesisi jalan.Sepedanya hancur.Boncengan yang biasa diduduki Saminah terpental jauh seolah mengucapkan perpisahan pada Saminah.Tubuh Sukri menggeliat di pelukan Saminah.Saminah memeluk erat dengan darah yang membasahi dadanya.Darah cinta yang menggelora.Darah sang pujaan yang selalu taat pada apa yang ditaati.Darah yang penuh harap dapat menyunting Saminah.Satu ucap lirih keluar dari mulut Sukri pelan.Saminah mendekatkan telinganya ke mulut Sukri.Baru kali pertama Saminah menjamah tubuh laki-laki,tubuh laki-laki yang mampu menentramkan gundahnya.Saminah menahan tangis demi iman dan tawakal.
" Min....saya mencintai mu Min...Allahuakbar........"
Hening
Dan Mataharipun tenggelam dengan tetap menatap tubuh kaku Sukri.

UNTUKMU WAHAI LELAKI



“Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. “

“Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. “

“Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. “

“Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya.”

“Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. “

“Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara.”

“Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang
baik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi
perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada
Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi.”

“Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. “

“Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat.”